“Asas dan sistem pendidikan yg diterapkan di
sekolah tersebut”
·
Asas Tut
Wuri Handayani
-
Tut Wuri:
Mengikuti perkembangan sang anak dengan penuh perhatian berdasarkan cinta kasih
dan tanpa pamrih.
-
Mempengaruhi
dalam arti merangsang, memupuk, membimbing, dan menggairahkan anak agar sang
anak mengembangkan pribadi masing-masing melalui disiplin pribadi
·
Asas
Belajar Sepanjang Hayat
-
Pada
dasarnya, manusia adalah makhluk yang tidak pernah sempurna, dia selalu
berkembang mengikuti perkembangan yang terjadi di lingkungan kehidupannya.
Dewasa ini, akibat kemajuan ilmu dan teknologi yang amat pesat, terjadi
perubahan yang amat pesat dalam berbagai aspek kehidupan. Akibatnya, apa yang
dipelajari oleh seseorang pada beberapa tahun yang lalu dapat menjadi tidak
berarti atau tidak bermanfaat lagi. Hal ini disebabkan karena apa yang telah
dipelajarinya sudah tidak relevan lagi dengan berbagai masalah kehidupan yang
dihadapinya. Jadi, implikasi dari
kemajuan ilmu dan teknologi yang amat pesat tersebut ialah seseorang dituntut
untuk mau dan mampu belajar sepanjang haya
·
Asas Kemandirian Dalam Belajar
-
Kemandirian
dalam belajar itu dapat dikembangkan dengan menghindari campur tangan guru,
namun guru selalu siap untuk membantu apabila diperlukan. Selanjutnya, asas
belajar sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan apabila didasarkan pada pendapat
bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar. Oleh karena itu, tidak
mungkin seseorang belajar sepanjang hayatnya apabila selalu tergantung dari bantuan
guru atau pun orang lain.
Penerapan asas-asas Pendidikan
A.
Keadaan yang di temui
Dalam kaitan
penerapan asas Tut Wuri Handayani, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang
ditemui sekarang, yakni :
1) Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih
pendidikan dan keterampilan yang diminatinya di semua jenis, jalur, dan jenjang
pendidikan yang disediakan oleh pemerintah sesuai peran dan profesinya dalam
masyarakat. Peserta didik bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri
2) Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih
pendidikan kejuruan yang diminatinya agar dapat mempersiapkan diri untuk
memasuki lapangan kerja bidang tertentu yang diinginkannya
3) Peserta didik memiliki kecerdasan yang luar
biasa diberikan kesempatan untuk memasuki program pendidikan dan ketrampilan
sesuai dengan gaya dan irama belajarnya
4) Peserta didik yang memiliki kelainan atau
cacat fisik atau mental memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan
ketrampilan sesuai dengan cacat yang disandang agar dapat bertumbuh menjadi
manusia yang mandiri
5) Peserta didik di daerah terpencil mendapat
kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan ketrampilan agar dapat berkembang
menjadi manusia yang memiliki kemampuan dasar yang memadai sebagai manusia yang
mandiri, yang beragam dari potensi dibawah normal sampai jauh diatas normal
(Jurnal Pendidikan,1989)
Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa
keadaan yang ditemui sekarang, yaitu :
1) Usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar
telah mengalami peningkatan. Terbukti dengan semakin banyaknya peserta didik
dari tahun ke tahun yang dapat ditampung baik dalam lembaga pendidikan formal,
non formal, dan informal; berbagai jenis pendidikan; dan berbagai jenjang
pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi
2) Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan
guru dan tenaga kependidikan pada semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka
dapat melaksanakan tugsnya secara proporsional. Dan pada gilirannya dapat
meningkatkan kualitas hasil pendidikan di seluruh tanah air. Pembinaan guru dan
tenaga guru dilaksanakan baik didalam negeri maupun diluar negeri
3) Usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan
kurikulum dan isi pendidikan agar mampu memenuhi tantangan pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya yang berkualitas melalui pendidikan
4) Usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan
prasarana yang semakin meningkat: ruang belajar, perpustakaan, media
pengajaran, bengkel kerja, sarana pelatihan dan ketrampilan, sarana pendidikan
jasmani
5) Pengadaan buku ajar yang diperuntukan bagi
berbagai program pendidikan masyarakat yang bertujuan untuk:
a) Meningkatkan
sumber penghasilan keluarga secara layak dan hidup bermasyarakat secara
berbudaya melalui berbagai cara belajar
b) Menunjang
tercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya
6) Usaha pengadaan berbagai program pembinaan
generasi muda: kepemimpinan dan ketrampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi,
sikap patriotisme dan idealisme, kesadaran berbangsa dan bernegara, kepribadian
dan budi luhur
7) Usaha pengadaan berbagai program pembinaan
keolahragaan dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anggota
masyarakat untuk melakukan berbagai macam kegiatanolahraga untuk meningkatkan
kesehatan dan kebugaran serta prestasi di bidang olahraga
8) Usaha pengadaan berbagai program peningkatan
peran wanita dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya dalam upaya mewujudkan
keluarga sehat, sejahtera dan bahagia; peningkatan ilmu pngetahuan dan
teknologi, ketrampilan serta ketahanan mental.
Sesuai dengan uraian di atas, maka secara singkat pemerintah secara
lintas sektoral telah mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab tantangan asas
pendidikan sepanjang hayat dengan cara pengadaan sarana dan prasarana,
kesempatan serta sumber daya manusia yang menunjang.
2. Permasalahan yang dihadapi
a. Masalah Peningkatan Mutu Pendidikan
Kebijakan peningkatan mutu pendidikan tidak harus dipertimbangkan dengan
kebijaksanaan pemerataan pendidikan. Karena peningkatan kualitas pendidikan
harus diimbangi dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pendidikan bertujuan
membangun sumber daya manusia yang mutunya sejajar dengan mutu sumber daya
manusia negara lain.
Pemerintah mengusahakan berbagai cara dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan, antara lain: (1) Pembinaan guru dan tenaga pendidikan di semua
jalur, jenis, dan jenjang pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan, (2)
Pengembangan sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi, (3) Pengembangan kurikulum dan isi pendidikan sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi serta pengembangan nilai-nilai budaya bangsa,
(4) Pengembangan buku ajar sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta perkembangan budaya bangsa.
b. Masalah Peningkatan Relevansi Pendidikan
Kebijaksanaan peningkatan relevansi pendidikan mengacu pada
keterkaitannya dengan: ke-bhineka tunggal ika-an masyarakat, letak geografi
Indonesia yang luas, dan pembangunan manusia Indonesia yang multidimensional.
Pemerintah telah dan sedang mengusahakan peningkatan relevansi
penyelenggaraan pendidikan yang efektif dan efisien (1) meningkatkan kemudahan
dalam komunikasi informasi antara pusat–daerah, daerah–daerah, agar arus
komunikasi informasi pembaharuan pendidikan berjalan lancar, (2) desiminasi–inovasi
pendidikan: kelembagaan’ sumber daya manusia, sarana dan prasarana, proses
belajar mengajar yang dilaksanakan secara terpadu, dan (3) peningkatan kegiatan
penelitian untuk memberi masukan dalam upaya meningkatkan relevansi pendidikan.
c. Masalah pendekatan komunikasi oleh guru
Sekarang masih terdapat kecendrungan bahwa peserta didik terikat oleh
penggunaan komunikasi satu arah dalam kegiatan pembelajaran dengan mengandalkan
metode ceramah. Dalam komunikasi demikian, pendididk menempatkan dirinya dalam
kedudukan yang lebih tinggi dari peserta didik. Tidak jarang, peserta didik
dijadikan objek komunikasi oleh seorang guru. Dengan rendahnya umpan balik dari
peserta didik, dan cenderung hanya menghasilkan perubahan pengetahuan (Rogers
dan Schoemaker, 1981 : Depdikbud, 1983) memberikan implikasi yang negatif
terhadap out put pendidikan, yakni membuat peserta didik tidak terdorong untuk
belajar mandiri, mereka lebih bergantung kepada informasi yang diberikan
pendidik.
d. Masalah peranan pendidik
Metode pembelejaran yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik,
yakni metode ceramah dimana pendidik melakukan komunikasi satu arah, pendidik
sering menempatkan dirinya sebagai orang yang paling dominan. Tidak
jarang, pendidik, dosen atau guru menempatkan dirinya sebagai orang yang paling
dan serba tahu dalam segala hal pada waktu kegiatan belajar berlangsung. Tugas
seorang pendidik sebenarnya mendorong peserta didik untuk mencari informasi
sendiri yang dikatakan sebagai upaya belajar mandiri.
e. Masalah tujuan belajar
Learning to know dan learning to do belum cukup untuk dijadikan tujuan
belajar. Oleh karena kemajuan teknologi terutama kemajuan transpotasi dan
komunikasi membuat dunia semakin sempit, sehingga intensitas interaksi manusia
semakin tinggi tanpa dibatasi oleh perbedaan suku, agama, ras, dan asal-usul.
Oleh karena itu, tujuan belajar diperluas dengan learning to life together dan
learnign to be.
3. Pengembangan penerapan asas-asas
pendidikan
Sehubungan dengan permasalah yang dihadapi dalam penerapan asas-asas
pendidikan, maka perlu diadakannya upaya pengembangan penerapan asas-asas
pendidikan dengan tujuan untuk membantu mengatasi permasalahan yang telah
dijelaskan sebelumnya.
a. Meningkatkan mutu pendidikan
Dalam menghadapi masalah peningkatan sumber daya manusia sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pemerintah telah dan sedang
mengupayakan peningkatan: mutu guru dan tenaga kependidikan, mutu sarana dan
prasarana pendidikan, mutu kurikulum dan isi kurikulum sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta perkembangan nilai-nilai budaya bangsa.
b. Meningkatkan relevansi pendidikan
Dalam upaya meningkatkan relevansi pendidikan, pemerintah melakukan
berbagai upaya (1) usaha menemukan cara baru dan pemanfaatan teknologi
pendidikan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang beragam, (2) usaha
pemanfaatan hasil penelitian pendidikan bagi peningkatan kualitas kegiatan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan (3) usaha pengadaan
ruang belajar, ruang khusus (bengkel kerja, konseling, pertemuan, dan
sebagainya) yang menunjang kegiatan pembelajaran.
c. Mengembangkan komunikasi dua arah
Dalam meningkatkan umpan balik dari siswa, seorang guru harus
mengembangkan komunikasi dua arah. Siswa tidak hanya mendengarkan namun juga
memberikan respon dalam setiap permasalahan yang diberikan seorang pendidik.
Dengan demikian, peserta didik akan terdorong untuk belajar mandiri, tidak
tergantung kepada pendidik saja.
d. Menggeser peranan pendidik menjadi
fasilitator, informator, motivator, dan organisator.
Fasilitator sebagai penyedia layanan misalnya memberikan kasus yang
harus dipecahkan atau didiskusikan. Informator sebagai pemberi informasi
terkini yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Motivator sebagai pemberi
motivasi kepada peserta didik. Organisator yang membimbing peserta didik
menyelesaikan tahap-tahap pembelajaran yang telah ada.
e. Mengembangkan
tujuan belajar menjadi learning to know, learning to do, learning to
life together, dan learning to be.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar