BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak
pengeruh terhadap faktor kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (K3) agar
tidak menjadikan hal-hal yang negative bagi diri karyawan. Terjadinya
kecelakaan banyak dikarenakan oleh penyakit yang diderita karyawan tanpa
sepengetahuan pengawas (K3), seharusnya pengawasan terhadap kondisi fisik di
terapkan saat memasuki ruang kerja agar mendeteksi sacera dini kesehatan
pekerja saat akan memulai pekerjaanya. Keselamatan dan kesehatan kerja perlu
diperhatikan dalam lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau
situasi sehat seseorang baik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja
suatu keadaan dimana para pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja baik
itu dalam menggunakan mesin, pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga tempat
kerja dan lingkungannya juga terjamin. Apabila para pekerja dalam kondisi sehat
jasmani maupun rohani dan didukung oleh sarana dan prasarana yang terjamin
keselamatannya maka produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan. Masalah
kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling berkaitan dengan
masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang
mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat,
antara lain: keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan.
B. Rumusan Masalah
Penulisan
makalah mengenai keselamatan dan kesehatan kerja, dimaksudkan untuk memperoleh
gambaran yang jelas tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Berdasarkan
hal tersebut, dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1.
Apa
pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (K3) itu?
2.
Apa
yang menjadi dasar pemberlakuan kesehatan dan keselamatan Kerja (K3) di
Indonesia?
3.
Apa
saja yang menjadi penyebab kecelakaan?
4.
Apa
saja usaha untuk mencapai keselamatan kerja?
5.
Apa
saja yang menjadi masalah kesehatan karyawan?
6.
Apa
solusi yang tepat untuk masalah kesehatan pada karyawan?
C. Tujuan Masalah
1.
Untuk
mengetahui pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
2. Untuk mengetahui dasar pemberlakuan kesehatan keselamatan
kerja (k3) di indonesia
3. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi penyebab
kecelakaan
4. Untuk mengetahui usaha untuk mencapai keselamatan
kerja
5. Untuk meengetahui masalah kesehatan pada karyawan
6.
Memberikan
solusi menjaga kesehatan bagi karyawan
D. Pembahasan
1. Pengertian
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Pengertian
(Definisi) K3 Menurut Filosofi (Mangkunegara)
Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan
manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan
makmur.
Pengertian
(Definisi) K3 Menurut Keilmuan
Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua Ilmu dan Penerapannya untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran,
peledakan dan pencemaran lingkungan.
Pengertian
(Definisi) K3 Menurut OHSAS 18001:2007
Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi dan faktor
yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun
orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
2. Dasar
Pemberlakuan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) Di Indonesia
Di antaranya
ialah Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Permenaker No 5
Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dan Permenaker No 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3). Rangkuman dasar-dasar hukum tersebut antara lain :
UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja :
1.
Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
2.
Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.
Permenaker No 5 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen K3 :
Setiap
perusahaan yang memperkerjakan 100 (seratus) tenaga kerja atau lebih dan atau
yang mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau
bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja
seperti peledakan, kebakaran, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja (PAK).
Permenaker No 4 Tahun 1987 Tentang Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) :
2.
Tempat kerja dimana pengusaha memperkerjakan kurang
dari 100 (seratus) orang tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang
memiliki resiko besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan
pencemaran radioaktif.
3.
penyebab kecelakaan pada saat kerja
·
Faktor Manusia
Umur
Umur pekerja juga diatur
oleh Undang-Undang Perburuhan yaitu Undang-Undang tanggal 6 Januari 1951 No.1
Pasal 1 (Malayu S. P. Hasibuan, 2003:48). Karyawan muda umumnya mempunyai fisik
yang lebih kuat, dinamis, dan kreatif, tetapi cepat bosan, kurang bertanggung
jawab, cenderung absensi, dan turnover-nya rendah (Malayu S. P. Hasibuan,
2003:54). Umum mengetahui bahwa beberapa kapasitas fisik, seperti penglihatan,
pendengaran dan kecepatan reaksi, menurun sesudah usia 30 tahun atau lebih.
Sebaliknya mereka lebih berhati-hati, lebih dapat dipercaya dan lebih menyadari
akan bahaya dari pada tenaga kerja usia muda. Efek menjadi tua terhadap
terjadinya kecelakaan masih terus ditelaah. Namun begitu terdapat kecenderungan
bahwa beberapa jenis
kecelakaan kerja seperti terjatuh lebih
sering terjadi pada tenaga kerja usia 30 tahun atau lebih dari pada tenaga
kerja berusia sedang atau muda. 22 Juga angka beratnya kecelakaan rata-rata
lebih meningkat mengikuti pertambahan usia ( Suma’mur PK., 1989:305 ).
Jenis Kelamin
Jenis pekerjaan antara pria
dan wanita sangatlah berbeda. Pembagian kerja secara sosial antara pria dan
wanita menyebabkan perbedaan terjadinya paparan yang diterima orang, sehingga
penyakit yang dialami berbeda pula. Kasus wanita lebih banyak daripada pria
(Juli Soemirat, 2000:57). Secara anatomis, fisiologis, dan psikologis tubuh
wanita dan pria memiliki perbedaan sehingga dibutuhkan penyesuaian-penyesuaian
dalam beban dan kebijakan kerja, diantaranya yaitu hamil dan haid. Dua
peristiwa alami wanita itu memerlukan penyesuaian kebijakan yang khusus.
Masa kerja
Masa kerja adalah sesuatu
kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja disuatu tempat. Masa kerja dapat
mempengaruhi kinerja baik positif maupun negatif. Memberi pengaruh positif pada
kinerja bila dengan semakin lamanya masa kerja personal semakin berpengalaman
dalam melaksanakan tugasnya. Sebaliknya, akan memberi pengaruh negatif apabila
dengan semakin lamanya masa kerja akan timbul kebiasaan pada tenaga kerja. Hal
ini biasanya terkait dengan pekerjaan yang bersifat monoton atau
berulang-ulang. Masa kerja dikategorikan menjadi tiga yaitu: 1. Masa Kerja baru
: < 6 tahun 2. Masa Kerja sedang : 6 – 10 tahun 3. Masa Kerja lama : < 10
tahun (MA. Tulus, 1992:121).
Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD)
Penggunaan
alat pelindung diri yaitu penggunaan
seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau
seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja. APD tidak
secara sempurna dapat melindungi tubuhnya, tetapi akan dapat mengurangi tingkat
keparahan yang mungkin terjadi. Penggunaan alat pelindung diri dapat mencegah
kecelakaan kerja sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan praktek pekerja
dalam penggunaan alat pelindung diri.
Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses
seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku
lainnya di dalam masyarakat tempat ia hidup, proses sosial yakni orang yang
dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya
yang datang dari sekolah), sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami
perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal (Achmad
Munib, dkk., 2004:33). Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka
melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, maka mereka cenderung untuk menghindari potensi bahaya
yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Perilaku
Variabel perilaku adalah
salah satu di antara faktor individual yang mempengaruhi
tingkat kecelakaan. Sikap terhadap kondisi
kerja, kecelakaan dan praktik kerja yang aman bisa menjadi hal yang penting
karena ternyata lebih banyak persoalan yang disebabkan oleh pekerja yang
ceroboh dibandingkan dengan mesin-mesin atau karena ketidakpedulian karyawan.
Pada satu waktu, pekerja yang tidak puas dengan pekerjaannya dianggap memiliki
tingkat kecelakaan kerja yang lebih tinggi. Namun demikian, asumsi ini telah
dipertanyakan selama beberapa tahun terakhir. Meskipun kepribadian, sikap
karyawan, dan karakteristik individual karyawan tampaknya berpengaruh pada
kecelakaan kerja, namun hubungan sebab akibat masih sulit dipastikan.
Pelatihan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Pelatihan adalah bagian
pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan
keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif
singkat, dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori,
dalam hal ini yang dimaksud adalah pelatihan
keselamatan dan kesehatan kerja.
Timbulnya kecelakaan bekerja biasanya sebagai akibat atas kelalaian tenaga
kerja atau perusahaan. Adapun kerusakan-kerusakan yang timbul, misalnya
kerusakan mesin atau kerusakan produk, sering tidak diharapkan perusahaan
maupun tenaga kerja. Namun tidak mudah menghindari kemungkinan timbulnya risiko
kecelakaan dan kerusakan. Apabila sering timbul hal tersebut, tindakan yang
paling tepat dan harus dilakukakan manajemen tenaga kerja adalah melakukan
pelatihan. Penyelenggaraan pelatihan dimaksudkan agar pemeliharaan terhadap
alat-alat kerja dapat ditingkatkan. Salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah
mengurangi timbulnya kecelakaan kerja, kerusakan, dan peningkatan pemeliharaan
terhadap alat-alat kerja.
Peraturan K3
Peraturan perundangan adalah
ketentuan-ketentuan yang mewajibkan mengenai kondisi kerja pada umumnya, perencanaan,
konstruksi, perawatan dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian dan cara kerja
peralatan industri, tugas-tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervisi medis,
P3K dan perawatan medis. Ada tidaknya peraturan K3 sangat berpengaruh dengan
kejadian kecelakaan kerja. Untuk itu, sebaiknya peraturan dibuat dan
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk mencegah dan mengurangi terjadinya
kecelakaan
·
Faktor Lingkungan
Kebisingan
Bising adalah suara/bunyi
yang tidak diinginkan . Kebisingan pada tenaga kerja dapat mengurangi
kenyamanan dalam bekerja, mengganggu komunikasi/percakapan antar pekerja,
mengurangi konsentrasi, menurunkan daya dengar dan tuli akibat kebisingan.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP-51/MEN/1999 tentang
Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja, Intensitas kebisingan yang
dianjurkan adalah 85 dBA untuk 8 jam kerja (Tabel 3).
Suhu Udara
Dari suatu penyelidikan
diperoleh hasil bahwa produktivitas kerja manusia akan mencapai tingkat yang
paling tinggi pada temperatur sekitar 24°C- 27°C. Suhu dingin mengurangi
efisiensi dengan keluhan kaku dan kurangnya koordinasi otot. Suhu panas
terutama berakibat menurunkan prestasi kerja pekerja, mengurangi kelincahan,
memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan, mengganggu
kecermatan kerja otak, mengganggu koordinasi syaraf perasa dan motoris, serta
memudahkan untuk dirangsang.
Sedangkan menurut Grandjean
dikondisi panas sekeliling yang berlebih akan mengakibatkan rasa letih dan
kantuk, mengurangi kestabilan dan meningkatkan jumlah angka kesalahan kerja.
Hal ini akan menurunkan daya kreasi tubuh manusia untuk menghasilkan panas
dengan jumlah yang sangat sedikit.
Penerangan
Penerangan ditempat kerja
adalah salah satu sumber cahaya yang menerangi benda-benda di tempat kerja.
Banyak obyek kerja beserta benda atau alat dan kondisi di sekitar yang perlu
dilihat oleh tenaga kerja. Hal ini penting untuk menghindari kecelakaan yang
mungkin terjadi.
Penerangan yang baik
memungkinkan tenaga kerja melihat obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan
tanpa upaya-upaya tidak perlu. Penerangan adalah penting sebagai suatu faktor
keselamatan dalam lingkungan fisik pekerja. Beberapa penyelidikan mengenai
hubungan antara produksi dan penerangan telah memperlihatkan bahwa penerangan
yang cukup dan diatur sesuai dengan jenis pekerjaan yang harus dilakukan secara
tidak langsung dapat mengurangi banyaknya kecelakaan. Faktor penerangan yang
berperan pada kecelakaan antara lain kilauan cahaya langsung pantulan benda
mengkilap dan bayang-bayang gelap (ILO, 1989:101). Selain itu pencahayaan yang
kurang memadai atau menyilaukan akan melelahkan mata. Kelelahan mata akan
menimbulkan rasa kantuk dan hal ini berbahaya bila karyawan mengoperasikan
mesin-mesin berbahaya sehingga dapat menyebabkan kecelakaan (Depnaker RI,
1996:45).
Lantai licin
Lantai dalam tempat kerja
harus terbuat dari bahan yang keras, tahan air dan bahan kimia yang merusak (Bennet NB. Silalahi, 1995:228). Karena lantai licin
akibat tumpahan air, tahan
minyak atau oli berpotensi besar terhadap
terjadinya kecelakaan, seperti terpeleset.
·
Faktor Peralatan
Kondisi mesin
Dengan mesin dan alat
mekanik, produksi dan produktivitas dapat ditingkatkan. Selain itu, beban kerja
faktor manusia dikurangi dan pekerjaan dapat lebih berarti. Apabila keadaan
mesin rusak, dan tidak segera diantisipasi dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan kerja. 2.1.7.3.2 Ketersediaan alat pengaman mesin Mesin dan alat
mekanik terutama diamankan dengan pemasangan pagar dan perlengkapan pengamanan
mesin ata disebut pengaman mesin. Dapat ditekannya angka kecelakaan kerja oleh
mesin adalah akibat dari secara meluasnya dipergunakan pengaman tersebut.
Penerapan tersebut adalah pencerminan kewajiban perundang-undangan, pengertian
dari pihak yang bersangkutan, dan sebagainya.
Letak mesin
Terdapat hubungan yang
timbal balik antara manusia dan mesin. Fungsi manusia dalam hubungan manusia
mesin dalam rangkaian produksi adalah sebagai pengendali jalannya mesin
tersebut. Mesin dan alat diatur sehingga cukup aman dan efisien untuk melakukan
pekerjaan dan mudah (AM. Sugeng Budiono, 2003:65). Termasuk juga dalam tata
letak dalam menempatkan posisi mesin. Semakin jauh letak mesin dengan pekerja,
maka potensi bahaya yang menyebabkan kecelakaan akan lebih kecil. Sehingga
dapat mengurangi jumlah kecelakaan yang mungkin terjadi.
4.
untuk mencapai keselamatan kerja
·
Disain area kerja yang aman.
Di area kerja terdapat banyak peralatan. Dimulai dari
peralatan yang paling sederhana sampai pada
peralatan yang canggih. Seperti:
bangku, lemari dan meja kerja; furnitur; konveyor; peralatan ringan s/d
berat; dan kendaraan. Pengaturan tata letak
sangat penting untuk membantu mencapai efisiensi dan efektifitas
kerja, mencegah error, dan terakhir menekan kejadian yang tidak diharapkan yang
berakibat kecelakaan.
·
Selalu Menjaga kebersihan area kerja.
Ini adalah bagian cara kerja yang aman dan
sehat, area kerja yang bersih adalah wilayah kerja yang aman
dan sehat. Banyak usaha usaha untuk meningkatkan
kesehatan kerja yang
dapat dilakukan. Pada area kerja yang bersih bahaya tersingkirkan, disamping
itu area kerja yang bersih akan meningkatkan produktivitas yang lebih bersar
dari karyawan.
·
Libatkan karyawan.
cara mengatasi lingkungan kerja yang tidak aman yaitu
salah satunya dengan cara melibatkan karyawan anda dalam proses perencanaan
safety. Karyawan adalah orang pertama yang paling memahami situasi ditempat kerja.
Mereka juga akan termotivasi dengan baik untuk safety.
·
Memberikan Instruksi kerja yang jelas.
Pesan pesan keselamatan dalam bekerja sangat penting bagi karyawan.
Berikan instruksi kerja
yang jelas. Berikan
pelatihan untuk memperjelas dan meningkatkan
pemahaman. Instruksi diberikan dalam bentuk
tertulis dan pastikan mereka karyawan membaca,
mempelajari dan memahaminya. Dan yang terakhir pastikan karyawan anda mengakui
sebagai penerimaan terhadap program kerja safety anda.
·
Fokus pada hal-hal yang feasible atau masuk
akal dilakukan.
Fokuskan upaya keselamatan anda
pada masalah yang paling mungkin bisa
dilakukan. Memberikan fokus kepada masalah yang
besar adalah penting, namun hal tsb termasuk yang tidak mungkin bisa
dilaksanaan oleh karyawan dan hal ini akan berkontribusi kepada terjadi
pelanggaran yang berdampak kepada cidera atau kecelakaan.
·
Membuka diri untuk menerima masukan, kritikan
dari bawahan.
Ini bagian dari cara mengatasi lingkungan
kerja yang tidak nyaman bagi karyawan. Mendorong
karyawan untuk melaporkan
kepada anda tentang kekurangan,
isu-isu, wawasan dalam masalah safety. Hal ini akan
berdampak terhadap membudayakan safety di tempat kerja. Pimpinan tempat kerja
harus membuka diri untuk menerima masukan, kritikan dari bawahan.
·
Melakukan Observasi.
Anda harus melakukan observasi dan mempelajari setiap
karyawan melakukan pekerjaan mereka. Perhatikan dan lakukan koreksi pada mereka
yang melakukan jalan pintas, dan memberikan pengharggan kepada mereka yang
melakukan tugas-tugas secara baik dan mereka di jadikan sebagai teladan bagi
staf yang lain.
·
Menjaga semua mesin dan peralatan dalam
keadaan baik.
Adalah tanggung jawab majikan
untuk memastikan bahwa semua mesin dan peralatan kerja berada
didalam kondisi yang baik. Pastikan juga memelihara shift kerja, roster kerja
dengan sebaik-baiknya.
·
Hazard, bahaya.
·
Hindari bahaya yang tidak perlu. Untuk hal itu lakukan pemeriksaan
rutin atau sesering mungkin
tempat kerja anda. Adalah perlu
pemahaman, kemahiran untuk melakukan Identifikasi Bahaya dengan
baik dan benar.
·
Melakukan Review.
Setiap tahun, atau tiap ada perubahan di tempat kerja
harus dilakukan peninjauan kembali pedoman kerja
keselamatan di tempat kerja. Mulailah review tahunan dengan
melakukan pemeriksaan tempat kerja anda, dan penelaahan menyeluruh terhadapa
Sistem, program keselamatan anda.
5.
Masalah kesehatan karyawan
1. Penurunan
Kemampuan Otak
Asupan oksigen akan sangat
dibutuhkan untuk menunjang kinerja kemampuan otak dalam berpikir. Hal ini
sangat penting untuk dicermati dengan baik karena jika asupan oksigen kurang,
kemampuan otak juga akan ikut menurun dan menjadi tidak optimal.
Pada kenyataannya, karyawan
yang bekerja dan duduk selama berjam-jam di meja kerjanya akan mengalami
kekurangan asupan oksigen ke otak. Asupan oksigen ini akan diterima otak ketika
yang bersangkutan melakukan aktivitas fisik (berjalan atau berdiri). Jika hanya
duduk seharian, oksigen tidak bisa disampaikan dalam jumlah yang cukup, bukan?
2. Obesitas
Duduk selama berjam-jam dan
hanya melakukan gerakan yang minim akan membuat pembakaran energi dalam tubuh
tidak berjalan dengan baik. Hal ini akan mengakibatkan menumpuknya lemak pada
bagian tubuh tertentu sehingga risiko menjadi gemuk akan lebih besar.
Orang yang bekerja dan hanya
menghabiskan waktu tanpa melakukan banyak aktivitas dan gerak tubuh selama
waktu yang panjang bisa memiliki risiko obesitas yang lebih besar jika
dibandingkan dengan orang yang aktif bergerak.
3. Penyakit Jantung
Bagi orang yang selalu
bekerja dalam posisi duduk yang lama setiap harinya, risiko menderita penyakit
jantung juga menjadi lebih besar. Rutinitas duduk seperti ini akan memperlambat
proses peredaran darah dalam tubuh sehingga mengakibatkan kurangnya kemampuan
otot dalam membakar lemak.
Jika lemak dalam tubuh tidak
dibakar secara maksimal, hal ini dapat mengakibatkan terjadinya penyumbatan
pada jantung. Kondisi seperti ini akan menjadi semakin buruk kalau terjadi
dalam kurun waktu yang berkesinambungan dan hal ini sangat mungkin dapat
menimbulkan beragam penyakit kardiovaskular lainnya.
4. Diabetes
Kebiasaan duduk dalam waktu
yang panjang akan mengurangi kemampuan hormon insulin ini. Jika glukosa tidak
diproses dengan baik dalam tubuh, glukosa akan tetap berada di dalam darah.
Glukosa yang tidak dapat diubah menjadi energi ini akan berisiko menimbulkan diabetes.
5. Degenerasi Otot
dan Kerusakan Saraf
Dalam kondisi bekerja dan
duduk selama berjam-jam, karyawan hanya akan melakukan gerak tubuh yang
terbatas sehingga otot perut dan pinggangnya tidak bisa bekerja dan bergerak
dengan optimal. Jika hal seperti ini berlangsung dalam kurun waktu yang
panjang, otot perut dan pinggang akan melemah dan tidak lagi lentur sebagaimana
mestinya.
Hal ini dapat membuat otot
menjadi kaku, nyeri, dan berbagai keluhan lainnya. Jika dibiarkan dalam waktu
yang panjang, kondisi ini bisa saja merusak saraf dan pergerakan otot tersebut.
6. Kanker
Dalam kondisi kerja yang
duduk terlalu lama pankreas akan bekerja
dengan tidak teratur dan membuat produksi insulin menjadi meningkat lebih
tajam.
Hal ini bukan hanya
berdampak pada penurunan kinerja tubuh, tapi bisa juga mengakibatkan tumbuhnya
sel di luar kendali yang pada akhirnya bisa menimbulkan tumor pada bagian
tubuh.
Minimnya gerakan fisik yang
dilakukan selama bekerja akan membuat penyerapan dan kinerja antioksidan dalam
tubuh menjadi berkurang. Hal ini dapat memicu pertumbuhan kanker dalam tubuh,
bahkan dalam beberapa jenis sekaligus.
7. Kolesterol
tinggi
Pada umumnya, gangguan bisa
dirasakan mereka yang duduk dan bekerja dalam waktu yang panjang setiap harinya
di mana kadar kolesterol meningkat akibat kurangnya gerak tubuh selama bekerja.
Berbagai penyakit di atas
merupakan masalah yang cukup serius. Jika dibiarkan terjadi, bisa saja hal ini
berakibat fatal bagi kesehatan. Sangat penting untuk melakukan pencegahan sejak
awal agar tubuh tetap sehat dan bisa prima sepanjang waktu,meskipun bekerja
dalam kantor seharian.
6.
Solusi untuk menjaga kesehatan karyawan
- Minum
Air Putih Secukpnya
Dalam satu hari idealnya karyawan meminum air putih
sebanyak delapan sampai sepuluh gelas. Hal ini kita lakukan agar karyawan
terhindar dari dehidrasi. Dalam bekerja biasanya karyawan merasakan dehidrasi
pada jam tiga sore. Jadi jangan lupa untuk banyak meminum air putih di tempat
kerja.
- Hindari
Mengkonsumsi Snack
Mengkonsumsi snack tentu sangat menyenangkan. Namun
dengan mengkonsumsi snack akan menambah kalori yang sangat banyak. Sehingga
dalam waktu panjang akan membuat berat badan karyawan bertambah. Jika karyawan
lapar diluar jam makan siang saat bekerja disarankan untuk mengkonsumsi
buah-buahan.
- Makan
Siang yang Sehat
Mulailah mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi.
Jangan mencari makanan di sembarang tempat. Makan siang yang sehat baik dari
jara penyajian maupun jumlahnya sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh
kita ketika bekerja.
- Sesuaikan
Jarak Pandang Layar Komputer dengan Mata
Mata lelah karena terlalu lama di depan komputer dapat
menyebabkan pusing dan hilang konsentrasi. Untuk mencegah mata lelah saat
bekerja, yang karyawan anda harus lakukan adalah dengan menjaga jarak pandang
antara layar komputer dengan mata anda. Jarak ideal antara layar komputer
dengan mata adalah sekitar panjang lengan. Jika karyawan tidak dapat melakukan
hal tersebut, karyawan anda dapat mencoba untuk memperbesar ukuran font
di komputer anda agar mata karyawan tidak cepat lelah.
- Hindari
Kepenatan Berlebih
Jangan terlalu lama berfokus pada pekerjaan. Hal ini
juga dapat menyebabkan daya tahan tubuh anda berkurang. Hal ini biasanya
tidak akan karyawan sadari sampa karyawan anda mengalami stress yang luar
biasa sehingga daya tahan tubuh berkurang dan karyawan mudah terserang
penyakit. Solusi terhadapa permasalahan ini, karyawan anda dapat
disarankan untuk mencoba untuk menarik nafas panjang dan teratur. Selain itu
sarankan karywan anda dapat mencoba untuk keluar sebentar dari ruangan bekerja
kemudian hirup udara segar, tarik nafas panjang dan isilah paru-paru anda
dengan udara segar yang kaya akan oksigen.
- Carilah
Waktu Untuk Berlibur
Berlibur sangat penting untuk dilakukan oleh semua
karyawan. Dengan berlibur akan mengembalikan stamina tubuh mereka
layaknya baterai yang baru selesai di charge. Liburan akan membantu karyawan
melepaskan stress dan lelah. Dengan kata lain, saat kembali bekerja karyawan akan
memiliki pikiran dan tubuh yang fresh. Sehingga dapat menyelsaikan seluruh
pekerjaan mereka dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar