Selasa, 26 November 2019

Makalah Keselamatan dan kesehatan kerja


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengeruh terhadap faktor kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (K3) agar tidak menjadikan hal-hal yang negative bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan banyak dikarenakan oleh penyakit yang diderita karyawan tanpa sepengetahuan pengawas (K3), seharusnya pengawasan terhadap kondisi fisik di terapkan saat memasuki ruang kerja agar mendeteksi sacera dini kesehatan pekerja saat akan memulai pekerjaanya. Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan dalam lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat seseorang baik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu keadaan dimana para pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itu dalam menggunakan mesin, pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga tempat kerja dan lingkungannya juga terjamin. Apabila para pekerja dalam kondisi sehat jasmani maupun rohani dan didukung oleh sarana dan prasarana yang terjamin keselamatannya maka produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, antara lain: keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan.
B. Rumusan Masalah
Penulisan makalah mengenai keselamatan dan kesehatan kerja, dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Berdasarkan hal tersebut, dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1.        Apa pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (K3) itu?
2.        Apa yang menjadi dasar pemberlakuan kesehatan dan keselamatan Kerja (K3) di Indonesia?
3.        Apa saja yang menjadi penyebab kecelakaan?
4.        Apa saja usaha untuk mencapai keselamatan kerja?
5.        Apa saja yang menjadi masalah kesehatan karyawan?
6.        Apa solusi yang tepat untuk masalah kesehatan pada karyawan?
C. Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
2.      Untuk mengetahui dasar pemberlakuan kesehatan keselamatan kerja (k3) di indonesia
3.      Untuk mengetahui apa saja yang menjadi penyebab kecelakaan
4.      Untuk mengetahui usaha untuk mencapai keselamatan kerja
5.      Untuk meengetahui masalah kesehatan pada karyawan
6.      Memberikan solusi menjaga kesehatan bagi karyawan
D. Pembahasan
1.      Pengertian Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Pengertian (Definisi) K3 Menurut Filosofi (Mangkunegara)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur.
Pengertian (Definisi) K3 Menurut Keilmuan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua Ilmu dan Penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan.
Pengertian (Definisi) K3 Menurut OHSAS 18001:2007
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
2.       Dasar Pemberlakuan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) Di Indonesia
Di antaranya ialah Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Permenaker No 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). Rangkuman dasar-dasar hukum tersebut antara lain :
UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja :
1.       Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
2.       Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.
3.       Adanya bahaya kerja di tempat itu.
Permenaker No 5 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen K3 :
Setiap perusahaan yang memperkerjakan 100 (seratus) tenaga kerja atau lebih dan atau yang mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja (PAK).
Permenaker No 4 Tahun 1987 Tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) :
1.       Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan 100 (seratus) orang atau lebih.
2.       Tempat kerja dimana pengusaha memperkerjakan kurang dari 100 (seratus) orang tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang memiliki resiko besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan pencemaran radioaktif.
3.    penyebab kecelakaan pada saat kerja

·         Faktor Manusia

Umur
Umur pekerja juga diatur oleh Undang-Undang Perburuhan yaitu Undang-Undang tanggal 6 Januari 1951 No.1 Pasal 1 (Malayu S. P. Hasibuan, 2003:48). Karyawan muda umumnya mempunyai fisik yang lebih kuat, dinamis, dan kreatif, tetapi cepat bosan, kurang bertanggung jawab, cenderung absensi, dan turnover-nya rendah (Malayu S. P. Hasibuan, 2003:54). Umum mengetahui bahwa beberapa kapasitas fisik, seperti penglihatan, pendengaran dan kecepatan reaksi, menurun sesudah usia 30 tahun atau lebih. Sebaliknya mereka lebih berhati-hati, lebih dapat dipercaya dan lebih menyadari akan bahaya dari pada tenaga kerja usia muda. Efek menjadi tua terhadap terjadinya kecelakaan masih terus ditelaah. Namun begitu terdapat kecenderungan bahwa beberapa jenis kecelakaan kerja seperti terjatuh lebih sering terjadi pada tenaga kerja usia 30 tahun atau lebih dari pada tenaga kerja berusia sedang atau muda. 22 Juga angka beratnya kecelakaan rata-rata lebih meningkat mengikuti pertambahan usia ( Suma’mur PK., 1989:305 ).
Jenis Kelamin
Jenis pekerjaan antara pria dan wanita sangatlah berbeda. Pembagian kerja secara sosial antara pria dan wanita menyebabkan perbedaan terjadinya paparan yang diterima orang, sehingga penyakit yang dialami berbeda pula. Kasus wanita lebih banyak daripada pria (Juli Soemirat, 2000:57). Secara anatomis, fisiologis, dan psikologis tubuh wanita dan pria memiliki perbedaan sehingga dibutuhkan penyesuaian-penyesuaian dalam beban dan kebijakan kerja, diantaranya yaitu hamil dan haid. Dua peristiwa alami wanita itu memerlukan penyesuaian kebijakan yang khusus.
 Masa kerja
Masa kerja adalah sesuatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja disuatu tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif maupun negatif. Memberi pengaruh positif pada kinerja bila dengan semakin lamanya masa kerja personal semakin berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya. Sebaliknya, akan memberi pengaruh negatif apabila dengan semakin lamanya masa kerja akan timbul kebiasaan pada tenaga kerja. Hal ini biasanya terkait dengan pekerjaan yang bersifat monoton atau berulang-ulang. Masa kerja dikategorikan menjadi tiga yaitu: 1. Masa Kerja baru : < 6 tahun 2. Masa Kerja sedang : 6 – 10 tahun 3. Masa Kerja lama : < 10 tahun (MA. Tulus, 1992:121).
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Penggunaan alat pelindung diri yaitu penggunaan seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja. APD tidak secara sempurna dapat melindungi tubuhnya, tetapi akan dapat mengurangi tingkat keparahan yang mungkin terjadi. Penggunaan alat pelindung diri dapat mencegah kecelakaan kerja sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan praktek pekerja dalam penggunaan alat pelindung diri.
Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat ia hidup, proses sosial yakni orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal (Achmad Munib, dkk., 2004:33). Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka mereka cenderung untuk menghindari potensi bahaya yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Perilaku
Variabel perilaku adalah salah satu di antara faktor individual yang mempengaruhi tingkat kecelakaan. Sikap terhadap kondisi kerja, kecelakaan dan praktik kerja yang aman bisa menjadi hal yang penting karena ternyata lebih banyak persoalan yang disebabkan oleh pekerja yang ceroboh dibandingkan dengan mesin-mesin atau karena ketidakpedulian karyawan. Pada satu waktu, pekerja yang tidak puas dengan pekerjaannya dianggap memiliki tingkat kecelakaan kerja yang lebih tinggi. Namun demikian, asumsi ini telah dipertanyakan selama beberapa tahun terakhir. Meskipun kepribadian, sikap karyawan, dan karakteristik individual karyawan tampaknya berpengaruh pada kecelakaan kerja, namun hubungan sebab akibat masih sulit dipastikan.
Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori, dalam hal ini yang dimaksud adalah pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja. Timbulnya kecelakaan bekerja biasanya sebagai akibat atas kelalaian tenaga kerja atau perusahaan. Adapun kerusakan-kerusakan yang timbul, misalnya kerusakan mesin atau kerusakan produk, sering tidak diharapkan perusahaan maupun tenaga kerja. Namun tidak mudah menghindari kemungkinan timbulnya risiko kecelakaan dan kerusakan. Apabila sering timbul hal tersebut, tindakan yang paling tepat dan harus dilakukakan manajemen tenaga kerja adalah melakukan pelatihan. Penyelenggaraan pelatihan dimaksudkan agar pemeliharaan terhadap alat-alat kerja dapat ditingkatkan. Salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah mengurangi timbulnya kecelakaan kerja, kerusakan, dan peningkatan pemeliharaan terhadap alat-alat kerja.
Peraturan K3
Peraturan perundangan adalah ketentuan-ketentuan yang mewajibkan mengenai kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian dan cara kerja peralatan industri, tugas-tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervisi medis, P3K dan perawatan medis. Ada tidaknya peraturan K3 sangat berpengaruh dengan kejadian kecelakaan kerja. Untuk itu, sebaiknya peraturan dibuat dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan

·         Faktor Lingkungan

Kebisingan
Bising adalah suara/bunyi yang tidak diinginkan . Kebisingan pada tenaga kerja dapat mengurangi kenyamanan dalam bekerja, mengganggu komunikasi/percakapan antar pekerja, mengurangi konsentrasi, menurunkan daya dengar dan tuli akibat kebisingan. Sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja, Intensitas kebisingan yang dianjurkan adalah 85 dBA untuk 8 jam kerja (Tabel 3).
Suhu Udara
Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivitas kerja manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24°C- 27°C. Suhu dingin mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku dan kurangnya koordinasi otot. Suhu panas terutama berakibat menurunkan prestasi kerja pekerja, mengurangi kelincahan, memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan, mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu koordinasi syaraf perasa dan motoris, serta memudahkan untuk dirangsang.
Sedangkan menurut Grandjean dikondisi panas sekeliling yang berlebih akan mengakibatkan rasa letih dan kantuk, mengurangi kestabilan dan meningkatkan jumlah angka kesalahan kerja. Hal ini akan menurunkan daya kreasi tubuh manusia untuk menghasilkan panas dengan jumlah yang sangat sedikit.
Penerangan
Penerangan ditempat kerja adalah salah satu sumber cahaya yang menerangi benda-benda di tempat kerja. Banyak obyek kerja beserta benda atau alat dan kondisi di sekitar yang perlu dilihat oleh tenaga kerja. Hal ini penting untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi.
Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya tidak perlu. Penerangan adalah penting sebagai suatu faktor keselamatan dalam lingkungan fisik pekerja. Beberapa penyelidikan mengenai hubungan antara produksi dan penerangan telah memperlihatkan bahwa penerangan yang cukup dan diatur sesuai dengan jenis pekerjaan yang harus dilakukan secara tidak langsung dapat mengurangi banyaknya kecelakaan. Faktor penerangan yang berperan pada kecelakaan antara lain kilauan cahaya langsung pantulan benda mengkilap dan bayang-bayang gelap (ILO, 1989:101). Selain itu pencahayaan yang kurang memadai atau menyilaukan akan melelahkan mata. Kelelahan mata akan menimbulkan rasa kantuk dan hal ini berbahaya bila karyawan mengoperasikan mesin-mesin berbahaya sehingga dapat menyebabkan kecelakaan (Depnaker RI, 1996:45).
Lantai licin
Lantai dalam tempat kerja harus terbuat dari bahan yang keras, tahan air dan bahan kimia yang merusak (Bennet NB. Silalahi, 1995:228). Karena lantai licin akibat tumpahan air, tahan minyak atau oli berpotensi besar terhadap terjadinya kecelakaan, seperti terpeleset.

·         Faktor Peralatan

Kondisi mesin
Dengan mesin dan alat mekanik, produksi dan produktivitas dapat ditingkatkan. Selain itu, beban kerja faktor manusia dikurangi dan pekerjaan dapat lebih berarti. Apabila keadaan mesin rusak, dan tidak segera diantisipasi dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. 2.1.7.3.2 Ketersediaan alat pengaman mesin Mesin dan alat mekanik terutama diamankan dengan pemasangan pagar dan perlengkapan pengamanan mesin ata disebut pengaman mesin. Dapat ditekannya angka kecelakaan kerja oleh mesin adalah akibat dari secara meluasnya dipergunakan pengaman tersebut. Penerapan tersebut adalah pencerminan kewajiban perundang-undangan, pengertian dari pihak yang bersangkutan, dan sebagainya.
Letak mesin
Terdapat hubungan yang timbal balik antara manusia dan mesin. Fungsi manusia dalam hubungan manusia mesin dalam rangkaian produksi adalah sebagai pengendali jalannya mesin tersebut. Mesin dan alat diatur sehingga cukup aman dan efisien untuk melakukan pekerjaan dan mudah (AM. Sugeng Budiono, 2003:65). Termasuk juga dalam tata letak dalam menempatkan posisi mesin. Semakin jauh letak mesin dengan pekerja, maka potensi bahaya yang menyebabkan kecelakaan akan lebih kecil. Sehingga dapat mengurangi jumlah kecelakaan yang mungkin terjadi.
4.      untuk mencapai keselamatan kerja
·         Disain area kerja yang aman.
Di area kerja terdapat banyak peralatan. Dimulai dari peralatan yang paling  sederhana  sampai  pada  peralatan  yang  canggih.  Seperti:
bangku, lemari dan meja kerja; furnitur; konveyor; peralatan ringan s/d berat;  dan kendaraan.  Pengaturan tata  letak  sangat  penting  untuk membantu mencapai efisiensi dan efektifitas kerja, mencegah error, dan terakhir menekan kejadian yang tidak diharapkan yang berakibat kecelakaan.

·         Selalu Menjaga kebersihan area kerja.
Ini adalah bagian cara kerja yang aman dan sehat, area kerja yang bersih adalah wilayah kerja yang aman dan sehat. Banyak usaha usaha untuk meningkatkan kesehatan kerja yang dapat dilakukan. Pada area kerja yang bersih bahaya tersingkirkan, disamping itu area kerja yang bersih akan meningkatkan produktivitas yang lebih bersar dari karyawan.
·         Libatkan karyawan.
cara mengatasi lingkungan kerja yang tidak aman yaitu salah satunya dengan cara melibatkan karyawan anda dalam proses perencanaan safety. Karyawan adalah orang pertama yang paling memahami situasi ditempat kerja. Mereka juga akan termotivasi dengan baik untuk safety.
·         Memberikan Instruksi kerja yang jelas.
Pesan pesan keselamatan dalam bekerja sangat penting bagi karyawan. Berikan    instruksi    kerja    yang    jelas.    Berikan    pelatihan    untuk memperjelas   dan  meningkatkan   pemahaman.  Instruksi   diberikan dalam  bentuk  tertulis  dan  pastikan  mereka  karyawan  membaca, mempelajari dan memahaminya. Dan yang terakhir pastikan karyawan anda mengakui sebagai penerimaan terhadap program kerja safety anda.
·         Fokus pada hal-hal yang feasible atau masuk akal dilakukan.
Fokuskan  upaya  keselamatan  anda  pada  masalah  yang  paling mungkin  bisa  dilakukan.  Memberikan  fokus  kepada  masalah  yang
besar adalah penting, namun hal tsb termasuk yang tidak mungkin bisa dilaksanaan oleh karyawan dan hal ini akan berkontribusi kepada terjadi pelanggaran yang berdampak kepada cidera atau kecelakaan.

·         Membuka diri untuk menerima masukan, kritikan dari bawahan.
Ini bagian dari cara mengatasi lingkungan kerja yang tidak nyaman bagi karyawan. Mendorong    karyawan    untuk    melaporkan kepada    anda    tentang kekurangan,  isu-isu,  wawasan dalam  masalah safety. Hal  ini  akan berdampak terhadap membudayakan safety di tempat kerja. Pimpinan tempat kerja harus membuka diri untuk menerima masukan, kritikan dari bawahan.
·         Melakukan Observasi.
Anda harus melakukan observasi dan mempelajari setiap karyawan melakukan pekerjaan mereka. Perhatikan dan lakukan koreksi pada mereka yang melakukan jalan pintas, dan memberikan pengharggan kepada mereka yang melakukan tugas-tugas secara baik dan mereka di jadikan sebagai teladan bagi staf yang lain.
·         Menjaga semua mesin dan peralatan dalam keadaan baik.
Adalah  tanggung  jawab  majikan  untuk  memastikan  bahwa  semua mesin dan peralatan kerja berada didalam kondisi yang baik. Pastikan juga memelihara shift kerja, roster kerja dengan sebaik-baiknya.
·         Hazard, bahaya.
·         Hindari bahaya yang tidak perlu. Untuk hal itu lakukan pemeriksaan rutin   atau   sesering   mungkin   tempat   kerja   anda.   Adalah   perlu
pemahaman, kemahiran untuk melakukan Identifikasi Bahaya dengan
baik dan benar.

·         Melakukan Review.
Setiap tahun, atau tiap ada perubahan di tempat kerja harus dilakukan peninjauan  kembali  pedoman  kerja  keselamatan  di  tempat  kerja. Mulailah review tahunan dengan melakukan pemeriksaan tempat kerja anda, dan penelaahan menyeluruh terhadapa Sistem, program keselamatan anda.
5.      Masalah kesehatan karyawan

1. Penurunan Kemampuan Otak

Asupan oksigen akan sangat dibutuhkan untuk menunjang kinerja kemampuan otak dalam berpikir. Hal ini sangat penting untuk dicermati dengan baik karena jika asupan oksigen kurang, kemampuan otak juga akan ikut menurun dan menjadi tidak optimal.
Pada kenyataannya, karyawan yang bekerja dan duduk selama berjam-jam di meja kerjanya akan mengalami kekurangan asupan oksigen ke otak. Asupan oksigen ini akan diterima otak ketika yang bersangkutan melakukan aktivitas fisik (berjalan atau berdiri). Jika hanya duduk seharian, oksigen tidak bisa disampaikan dalam jumlah yang cukup, bukan?

2. Obesitas

Duduk selama berjam-jam dan hanya melakukan gerakan yang minim akan membuat pembakaran energi dalam tubuh tidak berjalan dengan baik. Hal ini akan mengakibatkan menumpuknya lemak pada bagian tubuh tertentu sehingga risiko menjadi gemuk akan lebih besar.
Orang yang bekerja dan hanya menghabiskan waktu tanpa melakukan banyak aktivitas dan gerak tubuh selama waktu yang panjang bisa memiliki risiko obesitas yang lebih besar jika dibandingkan dengan orang yang aktif bergerak.

3. Penyakit Jantung

Bagi orang yang selalu bekerja dalam posisi duduk yang lama setiap harinya, risiko menderita penyakit jantung juga menjadi lebih besar. Rutinitas duduk seperti ini akan memperlambat proses peredaran darah dalam tubuh sehingga mengakibatkan kurangnya kemampuan otot dalam membakar lemak.
Jika lemak dalam tubuh tidak dibakar secara maksimal, hal ini dapat mengakibatkan terjadinya penyumbatan pada jantung. Kondisi seperti ini akan menjadi semakin buruk kalau terjadi dalam kurun waktu yang berkesinambungan dan hal ini sangat mungkin dapat menimbulkan beragam penyakit kardiovaskular lainnya.

4. Diabetes

Kebiasaan duduk dalam waktu yang panjang akan mengurangi kemampuan hormon insulin ini. Jika glukosa tidak diproses dengan baik dalam tubuh, glukosa akan tetap berada di dalam darah. Glukosa yang tidak dapat diubah menjadi energi ini akan berisiko menimbulkan diabetes.

5. Degenerasi Otot dan Kerusakan Saraf

Dalam kondisi bekerja dan duduk selama berjam-jam, karyawan hanya akan melakukan gerak tubuh yang terbatas sehingga otot perut dan pinggangnya tidak bisa bekerja dan bergerak dengan optimal. Jika hal seperti ini berlangsung dalam kurun waktu yang panjang, otot perut dan pinggang akan melemah dan tidak lagi lentur sebagaimana mestinya.
Hal ini dapat membuat otot menjadi kaku, nyeri, dan berbagai keluhan lainnya. Jika dibiarkan dalam waktu yang panjang, kondisi ini bisa saja merusak saraf dan pergerakan otot tersebut.

6. Kanker

Dalam kondisi kerja yang duduk terlalu lama  pankreas akan bekerja dengan tidak teratur dan membuat produksi insulin menjadi meningkat lebih tajam.
Hal ini bukan hanya berdampak pada penurunan kinerja tubuh, tapi bisa juga mengakibatkan tumbuhnya sel di luar kendali yang pada akhirnya bisa menimbulkan tumor pada bagian tubuh.
Minimnya gerakan fisik yang dilakukan selama bekerja akan membuat penyerapan dan kinerja antioksidan dalam tubuh menjadi berkurang. Hal ini dapat memicu pertumbuhan kanker dalam tubuh, bahkan dalam beberapa jenis sekaligus.

7. Kolesterol tinggi

Pada umumnya, gangguan bisa dirasakan mereka yang duduk dan bekerja dalam waktu yang panjang setiap harinya di mana kadar kolesterol meningkat akibat kurangnya gerak tubuh selama bekerja.
Berbagai penyakit di atas merupakan masalah yang cukup serius. Jika dibiarkan terjadi, bisa saja hal ini berakibat fatal bagi kesehatan. Sangat penting untuk melakukan pencegahan sejak awal agar tubuh tetap sehat dan bisa prima sepanjang waktu,meskipun bekerja dalam kantor seharian.

6.      Solusi untuk menjaga kesehatan karyawan
  • Minum Air Putih Secukpnya
Dalam satu hari idealnya karyawan meminum air putih sebanyak delapan sampai sepuluh gelas. Hal ini kita lakukan agar karyawan terhindar dari dehidrasi. Dalam bekerja biasanya karyawan merasakan dehidrasi pada jam tiga sore. Jadi jangan lupa untuk banyak meminum air putih di tempat kerja.
  • Hindari Mengkonsumsi Snack
Mengkonsumsi snack tentu sangat menyenangkan. Namun dengan mengkonsumsi snack akan menambah kalori yang sangat banyak. Sehingga dalam waktu panjang akan membuat berat badan karyawan bertambah. Jika karyawan lapar diluar jam makan siang saat bekerja disarankan untuk mengkonsumsi buah-buahan.
  • Makan Siang yang Sehat
Mulailah mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi. Jangan mencari makanan di sembarang tempat. Makan siang yang sehat baik dari jara penyajian maupun jumlahnya sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh kita ketika bekerja.
  • Sesuaikan Jarak Pandang Layar Komputer dengan Mata
Mata lelah karena terlalu lama di depan komputer dapat menyebabkan pusing dan hilang konsentrasi. Untuk mencegah mata lelah saat bekerja, yang karyawan anda harus lakukan adalah dengan menjaga jarak pandang antara layar komputer dengan mata anda. Jarak ideal antara layar komputer dengan mata adalah sekitar panjang lengan. Jika karyawan tidak dapat melakukan hal tersebut, karyawan  anda dapat mencoba untuk memperbesar ukuran font di komputer anda agar mata karyawan  tidak cepat lelah.
  • Hindari Kepenatan Berlebih
Jangan terlalu lama berfokus pada pekerjaan. Hal ini juga dapat menyebabkan daya tahan tubuh anda berkurang.  Hal ini biasanya tidak akan karyawan sadari sampa karyawan  anda mengalami stress yang luar biasa sehingga daya tahan tubuh berkurang dan karyawan mudah terserang penyakit. Solusi terhadapa permasalahan ini, karyawan  anda dapat disarankan untuk mencoba untuk menarik nafas panjang dan teratur. Selain itu sarankan karywan anda dapat mencoba untuk keluar sebentar dari ruangan bekerja kemudian hirup udara segar, tarik nafas panjang dan isilah paru-paru anda dengan udara segar yang kaya akan oksigen.
  • Carilah Waktu Untuk Berlibur
Berlibur sangat penting untuk dilakukan oleh semua karyawan.  Dengan berlibur akan mengembalikan stamina tubuh mereka layaknya baterai yang baru selesai di charge. Liburan akan membantu karyawan melepaskan stress dan lelah. Dengan kata lain, saat kembali bekerja karyawan akan memiliki pikiran dan tubuh yang fresh. Sehingga dapat menyelsaikan seluruh pekerjaan mereka dengan baik.

belajar lebih banyak dari link di bawah ini :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar